Tatapan dan sayup matanya berberkah lembut
Tawa yang mengalir perlahan dari bibirnya
Itulah paras tanpa pindaan
Dari wanita tempatku melihat surga
Aku merasakan dalam diriku
Jantung yang berdebar kencang
Mengelilingi langit angkasa
Memutari bintang-bintang angan.
Hingga deras waktu yang berderai
Cahaya mentari kembali pada peraduannya
Meninggalkan jejak-jejak makna
Pada rembulan dan bintang-gemintang malam
Tapi,
Kali ini,
Ingin kulukiskan sejenak sajak hati
Untuk cahaya dalam balutan sutra putih.
Ketahuilah
Ketika bulan menyambut malam
Suara pun datang dari sunyi;
Kau cahaya, kau hidup itu
Kau,
Raga yang ingin kukecup di awal hari
Jiwa yang ingin kudekap di rindu malam.
#SajakCahaya