JAKARTA, RATIMNEWS.COM – Dalam artikel kali ini saya akan mengulas kekuatan gaya bahasa dalam lirik lagu.
Hakikat Sastra
Hakikat Sastra pada dasarnya adalah segala apa yang ditulis dalam peradaban atau kebudayaan suatu bangsa. Sastra tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia dan bangsa. Sastra selalu merekam kehidupan manusia. Oleh sebab itu, Sastra merangsang hati dan perasaan terhadap kemanusiaan, kehidupan, dan alam sekitar. Kehidupan merupakan jantung sastra. Selain itu bisa menjadikan hati kita memahami dan menghayati kehidupan. Sastra bukan merumuskan dan mengabstrakan kehidupan tetapi menampilkan dan mengkongkritkanya. Terutama, sastra merupakan karya kreatif manusia yang menggunakan bahasa dalam menggambarkan kehidupan manusia dan segala dilematikanaya.
Sastra juga merupakan bentuk imajinasi dan ekspresi pengarang tentang manusia dan segala interaksinya. Pengarang menuangkan pemikiran-pemikiran kreatifnya melalui ungkapan-ungkapan lisan atau tulisan. Dalam hal ini, sastra tidak akan terlepas dari interaksi budaya yang terjadi dalam suatu peradaban.
Interaksi budaya yang terjadi di suatu negeri tidak terlepas kajian sastra. Beberapa ahli menyatakan bahwa sastra adalah bentuk seni yang diungkapkan oleh pikiran dan perasaan manusia dengan keindahan bahasa, keaslian gagasan, dan kedalaman pesan (Najid, 2003:7). Oleh sebab itu, sastra adalah institusi sosial yang menggunakan medium bahasa (Wellek & Warren dalam Najid, 2003:9). Kesusastraan sebagai hasil kreasi pengarang (Aminuddin, 1995:49). Sastra dan kebudayaan saling terikat satu sama lain yang tidak bisa dipisahkan.
Beragam Jenis Aliran atau Genre Karya Sastra
Karya sastra memiliki beragam jenis aliran atau genre. Genre sastra atau jenis sastra dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu sastra imajinatif dan non imajinatif. Dalam praktiknya sastra non imajinatif terdiri atas karya-karya yang berbentuk essay, kritik, biografi, autobiografi, dan sejarah. Sementara itu, yang termasuk sastra imajinatif ialah karya prosa fiksi (cerpen, novelet, novel atau roman), puisi (puisi epik, puisi lirik, dan puisi dramatik), dan drama (drama komedi, drama tragedi, melodrama, dan drama tragikomedi), (Najid, 2003:12).
Lirik lagu yang diciptakan berisi barisan kata yang dirangkai secara baik dengan gaya bahasa yang menarik. Oleh karena itu, lirik lagu juga merupakan ekspresi seseorang dari alam batinnya tentang suatu hal yang dilihat, didengar atau dialaminya. Jadi, Lirik lagu termasuk dalam genre sastra karena lirik adalah karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi, susunan kata sebuah nyanyian (KBBI, 2003:678). Jadi lirik sama dengan puisi tetapi disajikan dengan nyanyian yang termasuk dalam genre sastra imajinatif.
Dengan demikian, lirik lagu merupakan karya sastra yang banyak dijumpai pada zaman sekarang. Para musisi khususnya pencipta lirik lagu menuangkan perasaan lewat lirik-lirik lagu yang dituliskan. Dalam penulisan lirik lagu ini, para pencipta lagu banyak mengekspresikan berbagai macam perasaan. Mulai dari lirik lagu yang mengekspresikan tentang kebahagiaan sampai dengan lirik-lirik sedih menyayat hati.
Musik merupakan salah satu cabang yang sangat digemari oleh masyarakat kita yang telah sedemikian merasuknya ke dalam kehidupan masyarakat. Karya musik telah mengibarkan bendera-benderanya di panggung-panggung kesenian, konser-konser, televisi, toko-toko, pusat-pusat perbelanjaan, di rumah, bahkan di kantor-kantor pada saat jam istirahat. Kita tahu bahwa Musik senantiasa menemani kegiatan manusia. Begitu juga dengan perkembangan teknologi rekaman dan alat-alat yang lebih canggih, yang menyebabkan semua orang dapat lebih mudah menikmati musik.
Musik Sebagai Sebuah Ekspresi Perasaan atau Pikiran
Musik dapat didefinisikan sebagai sebuah ekspresi perasaan atau pikiran yang dikeluarkan secara teratur dalam bentuk bunyi (Ensiklopedi Nasional Indonesia, 413). Bunyi-bunyi tersebut diorganisasikan sedemikian rupa sehingga tidak merupakan bunyi atau tataran asal-asalan saja. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, musik dapat didefinisikan sebagai (1) Ilmu atau seni menyusun nada atau suara, diurutkan, dikombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan keseimbangan, (2) Nada dan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat. Dari kedua definisi itu dapat dilihat bagaimana suatu perasaan atau pengalaman jiwa disampaikan dengan kiasan atau bunyi-bunyian yang indah.
Gaya Bahasa Dibagi Menjadi Empat Golongan Besar
Gaya bahasa merupakan bentuk retorika, yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk meyakinkan dan mempengaruhi penyimak atau pembaca (Tarigan, 1985: 5).
Menurut Tarigan, gaya bahasa dibagi menjadi empat golongan besar yaitu:
Pertama, Gaya bahasa perbandingan. Yang termasuk gaya bahasa perbandingan adalah sebagai berikut: perumpamaan, metafora, personifikasi, depersonifikasi, alegori, antitesis, pleonasme, tautologi, perifrasis, antisipasi, dan koreksi.
Kedua, Gaya bahasa pertentangan. Yang termasuk gaya bahasa pertentangan adalah sebagai berikut: hiperbola, litotes, ironi, paronomasia, paralepsis, inuendo, antifrasis, paradoks, klimaks, antiklimaks, anastrof, dan sinisme.
Ketiga, Gaya bahasa pertautan. Yang termasuk gaya bahasa pertautan adalah sebagai berikut: metonimia, sinekdoke, alusi, eufemisme, eponim, antonomasia, erotesis, paralelisme, elepsis, gradasi, asindeton, dan polisindeton.
Keempat, Gaya bahasa perulangan. Yang termasuk gaya bahasa perulangan adalah sebagai berikut: aliterasi, asonansi, antanaklasis, kiasmus, epizeukis, tautotes, anafora, epistrofa, simploke, mesodiplosis, dan anadiplosis.
Penggunaan gaya bahasa dalam lirik lagu
Berbicara masalah lirik lagu tidak dapat dilepaskan dari bahasa kias, pengimajinasian, dan perlambangan atau gaya bahasa. Penggunaan gaya bahasa dalam lirik lagu banyak digandrungi penulis lirik lagu, karena dapat menimbulkan kesan indah sekaligus banyak makna seperti karya-karya Ebit. G. Ade, di sana banyak dijumpai penggunaan gaya bahasa dan berbeda cara pengungkapannya dengan penulis lain. Dari sinilah banyak masalah yang perlu diteliti oleh ahli bahasa dan sastra.
Kiat penulis untuk mengungkapkan perasaannya/menggambarkan pemikirannya ke dalam rangkaian kata-kata pada bait-bait lirik lagu, salah satunya dengan menggunakan bahasa kias atau gaya bahasa, hal ini sesuai dengan pendapat (Muliono,1998: 63) bahwa kiasan berarti bahasa yang mempergunakan kata-kata yang susunan dan artinya sengaja disimpangkan, dengan maksud agar memperoleh kesegaran dan kekuasaan ekspresi.
Dalam menulis lagu, pada umumnya pengarang menggunakan bahasa yang indah atau bahasa yang khas. Sehingga lagu yang diciptakan mempunyai nilai lebih yang bisa dilihat dari bahasanya. Pengarang menggunakan bahasa kias, tetapi tetap memilih diksi yang lazim sehingga isi lagu mudah untuk diketahui maksudnya. (Abdul Aziz Nurahman, S.S., M.Pd.- Ahli Bahasa & Sastra Indonesia)