NasDem ke Demokrat: Jangan Bikin Gaduh Koalisi Perubahan

by -346 Views
Waketum NasDem Ahmad Ali. (Foto: Xenos Zulyunico)

MEDAN,RATIMNEWS.COM – Kedekatan Partai NasDem dan Partai Demokrat sedang mengalami kerengganan. Hal ini menjadi perhatian banyak kalangan dan politik Indonesia. Namun demikian, NasDem akhirnya merespons pernyataan Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief beberapa waktu lalu.

Arief menyebut partainya akan memikirkan opsi lain jika hingga Juni tidak ada kepastian deklarasi capres-cawapres.

NasDem meminta Demokrat tak membuat gaduh di koalisi perubahan.


Seperti diketahui, Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai NasDem Ahmad Ali akhirnya buka suara.

ALi menilai Partai Demokrat mencari opsi lain lantaran tidak mendapat kepastian ketumnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan jadi cawapres Anies Baswedan.

“Mau ambil opsi lain? Pasti di pikiran kamu opsi lain itu Demokrat mau menarik diri dari Koalisi Perubahan. Atau mungkin bisa jadi karena ketidakpastian AHY jadi wapres. Atau dia ingin mengatakan bahwa kalau Anies tidak dengan AHY, kami akan keluar.” kata Ali dilansir dari detikNews, Kamis (25/5/2023).

Untuk itu, Ali mengatakan sejak awal partai di Koalisi Perubahan untuk Persatuan sudah sepakat untuk membentuk kerja sama.

Bahkan, berdasarkan piagam perjanjian, setiap partai menyerahkan keputusan cawapres kepada Anies Baswedan.

“Memberikan mandat kepada Anies untuk memilih cawapresnya. Nah, mandat itulah yang hari ini dan digunakan Anies untuk melakukan seleksi untuk mencari kira-kira (cawapres) mana yang pas.” tutur Ali.

Ia mengatakan turunnya elektabilitas Partai Demokrat di Litbang Kompas juga dialami oleh NasDem.

Berdasarkan hal tersebut, Ia menilai bisa saja penurunan itu lantaran ada partai yang ingin memaksakan kadernya menjadi pendamping Anies.

“Kalau kemudian mengenai ini kan survei Kompas terakhir kan, ada penurunan atau suara Demokrat agak menurun.Hal itu termasuk dialami oleh NasDem. Lantas  menjadi alasan itu, ya saya berpikir lain juga.” tutur Ali.

“Jangan-jangan Anies ini tidak naik surveinya karena alasan begitu. Lalu kemudian partai-partai yang berkoalisi turun surveinya karena ada partai yang sudah secara terbuka memasang-masangkan. Terkesan memasangkan Anies dengan kader tertentu.” Sambung Ali.

Menurutnya, supaya asumsi seperti itu tak beredar, sudah semestinya anggota partai di KPP tak menyampaikan pernyataan yang membuat gaduh.

Untuk itu, Ali mengingatkan komitmen awal terbentuknya Koalisi Perubahan.

“Supaya kita tidak membangun asumsi yang kemudian membuat kegaduhan, yang berpotensi membuat keretakan di internal koalisi. Sebaiknya semua kader atau parpol konsisten saja dengan pernyataan tunduk ketumnya. Bahwa kenapa kemudian partai politik selalu ditempatkan sebagai institusi yang tidak dipercaya rakyat karena inkonsistensi itu. Jadi hari ini bicara mendukung Anies tanpa syarat, eh besok ketika tidak diuntungkan saya mundur deh,” Katanya.