Dalam balutan sutra MekkahKau bisa memotret keanggunan. Bila tidakKau masih tetap melihat keindahan Begitulah mata berkisah. Adalah cahaya yang hadir di awal

Perpisahan itu perkara waktuHadir sekejabLalu beranjak seperti bayang Jejak pun hanyalah suara detakYang sayup-sayup berbisik sunyiPada hentakan poros semesta Adalah manusiayang masih

Di bawah kecup-an cahaya lampuAku melihat dirimuBerbalut helai benang hitamDi sekujur tubuhmu Wajah berseri dalam liputan cintaSenyum menawan hingga mata yang berbinarSelimuti

Geloramu bukanlah suamSabda-mu panas menyengatTerbakar baraLalu padam terhempas angin Lidah-lidah menjulurTerbang tinggiKian ke sana – ke mariLalu menari-nari Nampak hitam pekat berasapSekilas