Anggota DPRD DKI Jakarta Simon Lamakadu Mengkritik Dinkes DKI Soal Kebijakan Atasi DBD Di DKI

by -600 Views
Anggota DPRD DKI Jakarta, Simon lamakadu

JAKARTA, RATIMNEWS.COM – Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI Simon Lamakadu mengkritik Dinas Kesehatan Provinsi DKI. Kali ini, Simon Lamakadu yang saat ini duduk sebagai anggota Komisi A bidang pemerintahan mengkritik soal aksi fogging oleh Dinkes DKI Jakarka.  

Ia meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta untuk tidak asal melakukan pengasapan atau fogging untuk mencegah demam berdarah dengue (DBD).

Menurut Simon, pengasapan yang bertujuan untuk memberantas jentik nyamuk aedes aegypti dapat membunuh binatang lainnya.

“Fogging bisa membunuh hewan-hewan lain. Dan kadang biodiversitasnya jadi terganggu kalau asal fogging.” ujar Simon dalam keterangannya pada Kamis (25/4/2024).

Dinkes DKI diminta melakukan uji epidemiologi saat ada laporan kasus DBD di suatu wilayah di Jakarta.

Data kasus bisa diambil dari rumah sakit umum daerah atau puskesmas yang terdapat kasus DBD.

“Uji epidemiologi dilakukan untuk melihat apakah di kawasan tersebut terdapat sarang nyamuk yang mengakibatkan DBD,” ucap Simon yang saat ini menjabat anggota DPRD DKI Jakarta komisi A.

Adapun kasus DBD di Jakarta meningkat pesat dalam satu bulan terakhir. Ada 1.729 kasus DBD di Jakarta hingga 18 Maret 2024.

Jumlah orang yang terjangkit itu naik 1.102 orang dari sebelumnya 627 kasus pada 19 Februari 2024.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati mengatakan, kasus DBD di DKI terbanyak di wilayah Jakarta Barat. Ada 526 kasus DBD terjadi pada anak-anak hingga dewasa.

“Di wilayah Jakarta Barat ada 562 kasus, kemudian di Jakarta Selatan 450 kasus,” ujar Ani.

Selain itu, terdapat 395 kasus DBD di Jakarta Timur dan 194 kasus di Jakarta Utara. Kemudian ada 115 kasus di Jakarta Pusat dan 13 kasus di Kepulauan Seribu. Meski begitu, Ani menegaskan bahwa peningkatan kasus DBD di Jakarta masih dapat terkendali.

Kapasitas rumah sakit juga masih mumpuni untuk menangani warga yang terjangkit. “Sekarang masih oke, masih terkendali. Sampai sekarang masih kami monitor semua. Semua masih terkendali.” jelas Ani.