Rencana dibalik Koalisi Besar 5 Parpol dalam Peta Politik Indonesia 2024

by -273 Views
Foto: Jokowi bersama para ketum parpol dan Hatta Rajasa di kantor DPP PAN. (Tim Media Prabowo)

JAKARTA,RATIMNEWS.COM – Rencana koalisi besar adalah menyatukan poros-poros koalisi yang saat ini telah terbentuk cukup menarik dibicarakan dalam peta perpolitikan Indonesia.

Koalisi besar ini adalah gabungan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang diinisiasi Golkar, PPP, dan PAN dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) besutan Gerindra dan PKB.

Mulanya wacana ini disampaikan oleh Ketum Golkar Airlangga Hartarto.

Airlangga membicarakan itu saat menghadiri acara buka puasa bersama (bukber) bareng Koalisi Perubahan di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Sabtu (25/3).

“Ya, kalau koalisi, sama-sama punya koalisi, tentu dengan koalisi yang sama komunikasi menjadi hal yang penting di dalam politik dan keterbukaan komunikasi ini yang kita juga jaga, agar seluruh proses politik itu berjalan dengan baik,” katanya kepada wartawan selepas menghadiri bukber.

Dirangkum detikcom, Minggu (2/4/2023), begini sikap parpol-parpol merespons wacana koalisi besar ini.

Golkar: Koalisi Besar untuk memajukan Program-Program lebih cepat

Airlangga Hartarto bicara terkait koalisi besar usai pertemuan Jokowi dengan 5 partai politik pendukung pemerintah.

Airlangga menyebut koalisi besar itu penting bagi sistem politik di Indonesia.

“Tadi dalam pertemuan dengan bapak presiden keberlanjutan pembangunan dan juga koalisi besar itu penting, karena Indonesia itu adalah negara besar dan tantangan ke depan juga tantangan yang beragam, baik itu climate change, kemudian juga geopolitik itu juga, kemudian politisasi identitas masih ada,” kata Airlangga di Kantor DPP PAN, Warung Buncit, Jakarta Selatan, Minggu (2/4).

Namun demikian,Airlangga mengatakan setidaknya Indonesia tidak lagi menjadi negara berkembang pada 2038.

Oleh karena itu, perlunya kebersamaan untuk mewujudkan hal itu melalui koalisi besar.

“Timing-nya maksimal sampai 2038, kalau 10 tahun nggak selesai ini kita berputar-berputar di sini saja. Oleh karena itu, ini bentuk kebersamaan, kebersamaan itu koalisi besar dan koalisi besar itu mempunyai ideologi yang sama,” tutur Menteri Perekonomian RI ini.

Airlangga menyebut seluruh partai pro pemerintah saat ini memiliki ideologi yang sama. Sehingga koalisi besar 5 parpol ini dapat menjadi gerbong untuk melanjutkan program-program yang ada dengan lebih cepat.

“Dan kami ini semuanya ada di pemerintahan, baik Pak Prabowo, Pak Zulkifli Hasan, Pak Mardiono, Cak Imin itu kan DPR semua dan berada dalam gerbongnya pemerintah. Oleh karena itu,gerbong inilah yang siap untuk melanjutkan program secara lebih cepat,” sambungnya.

Airlangga tak bicara banyak terkait wacana penggabungan KIB dan KKIR. Dia menyebut semua hal masih dalam tahap pembicaraan.

“Kita dalam pembicaraan, kalau pertemuan akan selalu ada karena tentunya partai politik, kita cair bertemu dengan ketua umum-ketua umum partai seluruhnya yang ada di pemerintah,” ujarnya.

Gerindra: Koalisi besar penting guna menjamin kelangsungan pembangunan

Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto mengungkap pembicaraan para pimpinan partai politik dan Presiden Joko Widodo di acara PAN tak jauh dari urusan Pemilu 2024.

Prabowo membicarakan KKIR, yang diinisiasinnya bersama PKB, memiliki kesamaan dengan KIB.

“Tadi sebetulnya sudah disampaikan Pak Presiden kan sudah sangat jelas. Kita tadi banyak membahas ke arahnya adalah komitmen kebangsaan dan bagaimana menjamin kelangsungan pembangunan.

Jadi itu yang kita bicarakan sebetulnya,” kata Prabowo usai pertemuan dengan Jokowi di kantor DPP PAN, Warung Buncit, Jakarta Selatan, Minggu (2/4).

Lanjut Prabowo bahwa ada frekuensi yang sama antara partainya, PKB, Golkar, PPP, dan PAN.

Berikutnya Prabowo juga menekankan bahwa kelima parpol ini sudah masuk ‘tim Jokowi’.

“Ada. Ternyata ada kesamaan visi dan misi. Jadi kita merasa ada frekuensi yang sama ya. Ada kecocokan dan kalau dilihat, pimpinan partai kita sudah masuk Pak Cak Imin ya. kita sudah masuk timnya Pak Jokowi, sebetulnya sekarang, ya kan,” kata Prabowo.

Prabowo lantas membuka kemungkinan dua koalisi ini untuk melebur.

Menurutnya yang terpenting jalinan komunikasi di antara kedua koalisi ini semakin intens.

“Ya nanti kita lihat prosesnya, tapi yang terpenting komunikasi akan tambah intens. Kita belum bicara soal ke arah itu (capres-cawapres),” ujar Prabowo.***