JAKARTA,RATIMNEWS.COM – Massa PA 212 berdemo menolak tim nasional sepak bola Israel berlaga di Piala Dunia U-20 di Indonesia. Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin menilai demonstrasi itu keliru.
“Kalau orang mendemo, menolak kesebelasan Israel di Indonesia. Itu keliru,” kata Ngabalin saat dihubungi, Senin (20/3/2023).
Ngabalin mengungkapkan, beberapa kali Israel melakukan kunjungan hingga pertandingan di kejuaraan internasional yang diadakan di Indonesia. Namun, kenapa saat itu tak ada penolakan atau demonstrasi.
“Kenapa kemarin di IPU, Inter-Parliamentary Union, itu utusan ofisial Israel datang di Bali, kemudian mereka main tanding kejuaraan nasional di Senayan, kemudian panjat tebing, kemudian tanding sepeda dan lain-lain sebagainya itu. Tidak ada riak-riaknya,” Tutur Ngabalin.
Ngabalin pun meminta agar urusan olahraga dan politik tidak disangkutpautkan. Urusan olahraga ya olahraga sedangkan urusan politik ya politik saja. Demo tolak Timnas Israel ke RI itu kan mengaitkan olahraga dan politik.
“Jadi kita bisa bebas aktif, tapi kalau dalam urusan-urusan sport itu bagaimana mungkin bisa kita kaitkan urusan-urusan politik,” katanya.
Menurutnya Ngabalin Indonesia hanya sebatas menjadi tuan rumah. Soal siapa yang berlaga dan lolos di kejuaraan, Ngabali mengatakan itu bukan tanggung jawab dan wewenang dari Indonesia.
“Sementara seluruh regulasi yang mengatur 24 tim sepak bola nasional seluruh dunia yang hadir dalam World Cup U-20 bulan Mei akan datang itu, itu diatur oleh FIFA. Jadi di mana logikanya?” katanya.
Demo Tolak Timnas Israel ke RI adalah Langkah yang salah
Ngabalin mengatakan jika Indonesia menolak tim Israel bermain dengan demo tolak Timnas Israel ke RI, maka hal itu merupakan langkah yang salah, keliru dan tak masuk akal.
“Jadi, kalau kesebelasan nasional Israel main di U-20 kemudian kita harus mengusir mereka atau melarang mereka masuk, ya keliru. Salah alamatnya itu,” katanya.
Selain itu, Ngabalin pun menyebut gelaran U-20 menjadi kunci dan pintu masuk Indonesia untuk menjadi tuang rumah Piala Dunia 2036.
“Ini adalah pintu masuk untuk kita mendapatkan tiket sebagai Tuan Rumah dari pelaksanaan Piala Dunia di 2036,” ujar Ngabalin. ***