BOGOR, RATIMNEWS.COM — Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) jatuh pada 2 Mei 2025. Pemuda Katolik Kota Bogor menegaskan kembali komitmennya dalam memperjuangkan pendidikan sebagai alat pembebas, bukan sekadar kewajiban formal.
Tema nasional Hardiknas “Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua”.
Pemuda Katolik Kota Bogor menekankan pentingnya keterlibatan semua pihak dalam memajukan pendidikan Indonesia. Hal itu karena, demi memastikan bahwa pendidikan benar-benar membebaskan dan memberdayakan.
Sebagaimana ditegaskan dalam Asta Cita keempat Presiden Prabowo tentang pembangunan sumber daya manusia yang unggul sebagai motor perubahan menuju Indonesia yang adil dan makmur.
Hardiknas 2025 : Pendidikan adalah Jalan
Pemuda Katolik Kota Bogor melihat pendidikan bukan hanya sebagai proses akademik. Namun demikian,, pendidikan juga sebagai jalan merdeka-jalan menuju kemandirian, martabat, dan kesetaraan.
“Pemuda Katolik Kota Bogor mendukung penuh komitmen nasional dalam memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan. Tapi harus kita akui, pendidikan belum sepenuhnya menjadi jembatan bagi anak-anak muda kita. Di lapangan, angka putus sekolah dan pengangguran masih tinggi. Ini yang kami kritisi dan tanggapi secara aktif.” ujar Boy Fernando Lumban Raja, Ketua Pemuda Katolik Kota Bogor.
Sebagai bentuk konkret, Pemuda Katolik Kota Bogor sebelumnya telah melakukan audiensi dengan Dinas Pendidikan Kota Bogor pada 9 Januari 2025.
Pada kesempatan tersebut membahas kolaborasi untuk menekan angka putus sekolah dan meningkatkan keterampilan kerja bagi lulusan.
Pemuda Katolik pada pertemuan itu mendorong pelatihan kerja, program magang, dan perluasan akses terhadap Pendidikan Kesetaraan (PKBM) bagi pemuda yang terpinggirkan.
Wakil Ketua Bidang Pendidikan, Saud Partogi H., menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam pendidikan.
“Pendidikan tidak boleh berhenti pada nilai akademik. Namun, harus mencakup pembangunan emosional, spiritual, dan karakter. Kami juga mendorong peningkatan literasi sebagai fondasi utama. Ini bukan tugas sekolah saja, tapi tanggung jawab kolektif—orang tua, guru, komunitas, dan pemerintah.” katanya.
Beberapa isu pendidikan yang masih belum terselesaikan di tahun lalu. Seperti rendahnya tingkat literasi, kekerasan dalam institusi pendidikan, ketimpangan kesejahteraan guru honor, hingga minimnya dukungan transisi ke dunia kerja, menjadi catatan kritis Pemuda Katolik Kota Bogor.
Dalam konteks ini, Pemuda Katolik Kota Bogor menegaskan bahwa menjadi “mitra kritis dan konstruktif” bukan berarti kontra pemerintah.
Pemuda Katolik menjadi elemen pengawas yang memastikan kebijakan benar-benar berpihak pada peserta didik.
Saud Partogi juga menyoroti pentingnya budaya membaca dan menulis sedari dini, memperluas pojok literasi, dan mengoptimalkan teknologi tepat guna.
“Tanpa literasi yang kuat, kita hanya akan membangun generasi yang patuh tapi tidak merdeka dalam berpikir,” tegasnya.
Pendidikan membuka kemungkinan untuk Sukses
Pemuda Katolik Kota Bogor menutup seruannya di Hari Pendidikan Nasional (hardiknas) ini dengan menegaskan bahwa pendidikan harus menjadi jalan merdeka. Pendidikan sebagai jalan yang membuka kemungkinan bukan mematikan potensi.
Pendidikan yang bermutu harus mampu menjawab tantangan zaman, bukan hanya mengikuti kurikulum.