Percaturan Politik Jatah Menteri dari Prabowo-Gibran

by -210 Views
Prabowo-Gibran hendak bertemu Sultan Hamengku Buwono X di Jogja. (Adji G Rinepta/detikJogja)

JAKARTA, RATIMNEWS.COM – Politikus yang dipecat PDI Perjuangan karena mendukung Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko, mengungkapkan pernyataan soal politik jatah menteri kabinet Probowo-Gibran.

Ia mengatakan sangat mungkin orang-orang dari partai nonkoalisi Pilpres 2024 menduduki jabatan strategis di kabinet Prabowo.

Menurutnya, Prabowo Subianto memilih menteri berdasarkan karakter orang tersebut, bukan partainya.

Dengan itu, partai-partai dipersilakan mengusulkan nama-nama kandidat, tapi yang menentukan tetap Prabowo.

“Pak Prabowo nanti tekanannya bukan partainya, tapi pada manusianya.  Kalau memang selama ini partainya memang berbeda kubu, tapi kalau sudah ada individu-individu yang diajak ngobrol sama Pak Prabowo ternyata mendukung diam-diam, percaya Pak Prabowo, nggak ada masalah juga, itu hak prerogatif presiden.” kata Budiman kepada media saat ditemui di daerah Senopati, Jakarta Selatan, Selasa 7 Mei 2024.

Politik Jatah Menteri: Prabowo Tidak Akan Mengkhianati Kawan Seperjuangan

Terkait jumlah jatah kursi untuk kubu lawan, Budiman menegaskan Prabowo tidak akan mengkhianati kawan seperjuangannya.

Prabowo disebut tetap akan mengutamakan kawan-kawan koalisinya dalam mengisi kursi kabinet. 

“Pak Prabowo ngerti betul siapa yang berkeringat, siapa yang berdarah, siapa yang bercucuran air mata bersama beliau ya, kan.  Karena  kamu kemarin tidak mendukung kita (tetapi kemudian bergabung setelah kemenangan), ya ketawanya lirih-lirih sajalah, nggak usah mau ngambil semuanya gitu.” ujarnya.

Menurutnya, penting untuk merangkul semua pihak. Namun demikian, pihak-pihak yang dirangkul harus sepakat dengan program-program prioritas Prabowo-Gibran.

Untuk itu, yang akan diajak bergabung ke kabinet kelak adalah orang yang sejak awal sepakat dan tidak nyinyir terhadap gagasan-gagasan Prabowo. 

“Janji melanjutkan IKN, janji makan siang gratis, nah kemudian orang-orang yang sudah sejak awal nyinyir. Ada yang  mengatakan bahwa ini nggak prioritas, bahwa ini tidak mendidik, bahwa ini macem-macem. Iya berarti orang itu kan sudah punya argumen untuk menyerang program ini. Tapi, kalau kamu punya teman satu partai yang setuju, Pak Prabowo juga tidak keberatan. Itu persatuan di situ. Aku nggak mau ngajak kamu di sini, tapi aku ngajak temanmu yang setuju dengan tujuan itu.” terangnya.

Selain itu, Budiman menyinggung ucapan Luhut Binsar Pandjaitan yang meminta Prabowo tidak memasukkan orang toksik ke dalam kabinetnya.

Menurutnya, orang toksik yang dimaksud Luhut adalah mereka yang tidak sepakat dengan ide-ide keberlanjutan Prabowo.

“Kriteria-kriterianya (orang yang disebut  toksik oleh Luhut) saya berani katakan ya orang-orang yang jelas-jelas tidak mendukung keberlanjutan.” ungkapnya.

Prabowo Jalin Komunikasi Dengan Semua Pihak

Budiman menuturkan Prabowo telah menjalin komunikasi formal maupun informal dengan semua  pihak.

Secara formal, Prabowo telah berjumpa dengan NasDem dan PKB. Adapun untuk PDI Perjuangan, Prabowo disebut telah bertemu sejumlah kader senior PDI Perjuangan secara informal.

Ia yakin, sebelum dilantik Oktober nanti, Prabowo juga akan bertemu dengan Megawati.

“Beberapa hari lalu nggak sengaja di satu kereta ketemu (politikus senior PDI Perjuangan).

‘Mas, gimana, jadi nggak Ibu sama Bapak ketemu?’, ‘Saya kira akan terjadi’. (Politikus tersebut) bilang gitu, pasti akan terjadi. Tunggu waktu saja.” tutur Budiman.

“Pak Prabowo mengingatkan saya pada Pak Taufiq  Kiemas. Saya melihat ada sosok Pak Taufiq Kiemas di dalam tubuhnya.  (Dia) menjalin komunikasi dengan siapa pun.” ia melanjutkan.

Sementara itu, Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan pihaknya tidak khawatir dengan hadirnya partai nonkoalisi ke dalam kabinet yang akan disusun Prabowo.

Di sisi lain, Demokrat juga mengingatkan pentingnya keberadaan oposisi bagi pemerintahan yang sah jadi tidak meluluh politik jatah menteri.