JAKARTA, RATIMNEWS.COM – Institut Teknologi Bandung (ITB) tercatat sebagai Perguruan tinggi yang turut ikut berkontribusi terhadap pembangunan Ibu Kota Negara (IKN). ITB telah berkontribusi dan memperkuat kerja sama lintas kedeputian Otorita IKN. Keterlibatan ITB tidak lain dari kepakaran di bidang rekayasa teknologi, energi, ICT, dan humaniora.
Diketahui, penerapan rekayasa dan teknologi menjadi beberapa elemen kunci IKN.
Hal tersebut demi untuk terciptanya misi IKN sebagai superhub untuk pengembangan kluster ekonomi dan kluster pendukungnya.
IKN sebagai superhub terdiri atas 6 kluster ekonomi yang meliputi:
- Kluster Industri Teknologi Bersih,
- Kluster Farmasi Terintegrasi,
- Kluster Industri Pertanian Berkelanjutan,
- Kluster Ekowisata dan Wisata Kesehatan,
- Kluster Bahan Kimia dan Produk Turunan Kimia, dan
- Kluster Energi Rendah Karbon.
Sementara itu, kluster pendukung lain terdiri atas Kluster Pendidikan Abad ke-21 dan Smart City dan Pusat Industri 4.0.
Luas total IKN sebesar 324.332 Ha yang meliputi kawasan darat dan perairan laut. Adapun luas wilayah daratan IKN mencapai 256.142 Ha, yang terdiri atas 54 wilayah administratif setingkat Desa atau Kelurahan.
Kawasan darat tersebut terbagi atas tiga bagian yakni:
- Pertama, Kawasan Ibu Kota Nusantara (KIKN) seluas 56.180 Ha yang meliputi 6 Wilayah Perkotaan (WP), terdiri atas 12 wilayah administratif setingkat desa/kelurahan.
- Kedua, Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) seluas 6.671 Ha yang terdiri atas 2 wilayah administratif setingkat desa atau kelurahan.
- Ketiga, Kawasan Pengembangan Kota Nusantara (KPIKN) seluas 199.962 Ha.
Di sisi lain, terdapat satu kawasan nondarat. yakni Kawasan Perairan Laut dengan luas 68.189 Ha yang terdiri atas kawasan pemanfaatan umum dan alur laut.
Empat Belas Program ITB untuk Desa Penyangga IKN
ITB melaksanakan 14 program di sejumlah desa penyangga IKN di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara dan di Kabupaten Kutai Kertanegara.
Program-program tersebut meliputi bidang ketahanan energi, ketahanan pangan, dan sosial humaniora.
Hal itu dilakukan dengan dana mandiri pengabdian masyarakat ITB yang mencapai Rp 1 miliar.
Dalam pelaksanaannya, para dosen dan mahasiswa ITB berperan dalam banyak hal yang meliputi:
- pembangunan penyediaan sumber air besih berbasis energi hijau,
- pengolahan sampah anorganik;
- penyediaan ketahanan pangan dengan produktivitas hortikultura,
- budidaya ikan,
- urban farming dan teknologi smart-farming;
- Revitalisasi lahan bekas tambang;
- Pemetaan infrastruktur energi dan konektivitas antar desa; hingga
- pembangunan manusia.sebagai insan kota cerdas melalui pembangunan karakter kebangsaan dan kemampuan komunikasi berbahasa asing.