Kau harus percaya!Meski lautan tampak tak berujung,Gelombang akan selalu mengantarkan kita ke tepian. Percayalah!Meski tak ada jejak di pasir,Bahwa setiap langkah akan
Tag: Puisi cinta
Sorotan Wajah
Sorotan wajah antara tirai berkaca berkilau sekejap lalu terpaku tenang Seperti bintang di malam sepi Menghiasi langit hati yang teduh Tatapan lembut
WAKTU KITA
Di lautan waktu yang tak berujung, Kisah berlayar pada lautan samudera Abadi dalam pelukan yang tenang, serupa bintang yang bersinar dalam diam.
Bulan Bersinar Di Langit Gelap
Ketika malam datang Bulan bersinar di langit gelap Cahayanya terang – benderang Di malam tak berbintang Di dalam sepi, ada irama merdu
Cinta Kepada Seorang Gadis
Wajahnya seperti bunga yang indah Melambangkan keanggunan dan kelembutan Senyumnya seperti sinar mentari Menerangi kehidupan dalam gelap Matanya memandang dalam kasih Menggambarkan
Cahaya Dalam Balutan Sutra Putih
Tatapan dan sayup matanya berberkah lembutTawa yang mengalir perlahan dari bibirnyaItulah paras tanpa pindaanDari wanita tempatku melihat surga Aku merasakan dalam dirikuJantung
Cahaya Dalam Debu
Dalam balutan sutra MekkahKau bisa memotret keanggunan. Bila tidakKau masih tetap melihat keindahan Begitulah mata berkisah. Adalah cahaya yang hadir di awal
JEJAK SANG WAKTU
Perpisahan itu perkara waktuHadir sekejabLalu beranjak seperti bayang Jejak pun hanyalah suara detakYang sayup-sayup berbisik sunyiPada hentakan poros semesta Adalah manusiayang masih
BAHASA KECUP
Di bawah kecup-an cahaya lampuAku melihat dirimuBerbalut helai benang hitamDi sekujur tubuhmu Wajah berseri dalam liputan cintaSenyum menawan hingga mata yang berbinarSelimuti
SABDA PANDITA RATU
Geloramu bukanlah suamSabda-mu panas menyengatTerbakar baraLalu padam terhempas angin Lidah-lidah menjulurTerbang tinggiKian ke sana – ke mariLalu menari-nari Nampak hitam pekat berasapSekilas
GADIS DALAM BUTIRAN KRISTAL
Seperti air mata jatuh ke dalam pasirTak nampak rupa Tak berarti hilang tak menentu,Ia ada di sanaDi balik butiran-butiran Kristal Di sanaAda
BULAN BERHIJAB
Ada bulan bertaktha indah di awan pekat Sesekali diguyuri tetesan air oleh tangisan langit Hingga kedinginan kala nafas persada menjamah Ia terus