JAKARTA,RATIMNEWS.COM – Kabar mengejutkan datang dari dunia politik tanah air seputar pertemuan para elit politik. Iya Pertemuan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Rencana pertemuan kedua tokoh tersebut menimbulkan spekulasi soal peluang koalisi PD-PDIP untuk menduetkan Ganjar -AHY.
Apakah spekulasi tersebut akan menjadi nyata?
“Mungkin saja PDIP dan Demokrat berkoalisi tetapi membayangkan AHY menjadi cawapres Ganjar itu terlalu jauh.” Kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi kepada detikcom, Kamis (15/6/2023).
Lebih jauh, Burhanuddin melihat rencana pertemuan Puan dengan AHY ini adalah strategi baru yang diterapkan PDIP setelah gelaran Rakernas.
“Jadi setelah ada indikasi stagnasi elektoral terhadap Ganjar Pranowo sehingga PDIP lebih inklusif. Sebelumnya kan terkesan PDIP kurang inklusif terhadap elite partai lain maupun dalam mempromosikan Ganjar Pranowo sebagai capres,” kata Burhanuddin.
PDIP dinilai sebagai parpol yang awalnya kurang berkomunikasi dengan partai lain. PDIP dinilai kalah strart dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto yang lebih dulu safari politik.
“Jadi yang dibikin PDIP itu memberi sinyal atau gestur inklusif, yang kedua memperluas konstituen Ganjar. Pada titik ini sebetulnya PDIP kalah start dengan Pak Prabowo yang lebih agresif mendatangi Pak SBY di Pacitan, mendatangi banyak elite partai dan sebagainya. Tetapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali,” kata Burhanuddin.
Burhanuddin menilai Puan Maharani menjalankan strategi dengan baik.
Puan dipujinya mewarisi kepiawaian Taufiq Kiemas dalam membangun komunikasi dengan pihak luar kala menjadi ice breaking di antara SBY dan Megawati.
“Lepas nanti AHY jadi atau tidak, berkoalisi dengan PDIP. Atau AHY jadi cawapres Ganjar. Atau paling tidak yang terpenting sinyalnya sudah disampaikan ke publik dan konstituen Partai Demokrat dan itu akan membantu PDIP untuk investasi di putaran kedua. Strategi ini bagian dari upaya memperluas pangsa pasar pendukung Ganjar dengan menunjukkan suatu sinyal gestur bahwa PDIP dan Ganjar itu merangkul dan lebih inklusif.” Tuturnya.