JAKARTA,RATIMNEWS.COM – Keluarga Besar Maumere Jakarta Raya (KBM Jaya) mengadakan Seminar Nasional bertajuk “Merajut Nilai Keutamaan Frans Seda dalam Menata Kemajuan Bangsa”. Seminar tersebut diadakan di Hotel Grand Sahid Jaya-Jakarta, Jumat, 20 Januari 2023.
Seminar menghadirkan beberapa pembicara dan tokoh nasional yang kompeten dalam bidangnya. Hadir Blasius Bapa, Adrianus Mooy, Romo Frans Magnis Suseno, Rikard Bagun, Mikhael Dua, Melchias Marcus Mekeng dengan moderator Gusti Tetiro.
Menteri Keuangan Sri Mulyani yang dijadwalkan menjadi Keynote Speaker tidak bisa hadir, tapi mengirimkan video penyampaian materinya.
Direktur Pendidikan Katolik Kemeterian Agama Salman Habeahan yang hadir dalam kegiatan ini memberi tanggapan terhadap sosok Frans Seda.
Menurutnya mengatakan, “Frans Seda, milik seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya milik orang katolik saja.” Kata Salman.
Dalam pejalanan hidupnya tambah Salman, Frans S. banyak mewariskan “masa depan” bagi bangsa Indonesia. Khususnya dalam bidang pendidikan, pembangunan ekonomi dan media.” Ungkanya.
Lebih lanjut kata Salman, Frans S. meninggalkan banyak legacy penting dalam perjalanan pembangunan Bangsa Indonesia. Ia bukan sekadar teknokrat sejati, tetapi perannya sangat dirasakan masyarakat dan bangsa Indonesia.
Dr. Salman Habeahan menegaskan bahwa keutamaan yang diwariskan oleh Frans S. dalam sejarah pembangunan bangsa Indonesia ada dalam berbagai bidang. Antara lain bukan hanya dalam bidang ekonomi, pendidikan dan media, tetapi warisan keutamaan (virtus) dalam kehidupannya.
Frans Seda Selalu Tampilkan Nilai Integritas, Etika dan Estetika
Dalam hidup dan karya Frans Seda, kata Salman, selalu tampak nilai-nilai integritas, etika dan estetika.
“Ini harus dirawat sebagai bagian dari proses pendidikan politik bagi generasi muda Indonesia. Frans Seda adalah tokoh bangsa persembahan harum masyarakat NTT untuk pembangunan Bangsa Indonesia. Semangat perjuangan bangsa dan pengabdian untuk Gereja (Pro Ecclesia et Patria) tercermin dalam jejak-jejak kehidupan beliau.” kata Salman.
Tambahnya lagi, legacy yang Frans S. tinggalkan penting dirawat dan ditumbuhkembangkan. Tidak berhenti pada pemberian Gelar Pahlawan Nasional yang sedang diperjuangkan, tetapi melalui seluruh cita-cita dan perjuangan hidupnya.
Nilai-nilai keutamaan Frans S. dalam menata kemajuan bangsa, lanjut Salman lagi, penting dan sangat relevan digelorakan kembali di tengah defisitnya nilai-nilai keteladanan dari para pemimpin nasional di Indonesia.
“Frans Seda secara fisik boleh tidak ada, tetapi legacy dan nilai-nilai keutamaan yang telah diwariskan untuk generasi muda Indonesia harus tetap hidup,” Ungkap Salman.***