JAKARTA,RATIMNEWS.COM – Pilpres 2024 menyisahkan waktu setahun lagi bagi rakyat untuk merayakan pesta demokrasi lima tahunan itu.
Berbagai nama calon presiden dan wakil presiden banyak dibicarakan. Ada forum yang mencoba membangun ide untuk duetkan Megawati-Jokowi di pilpres 2024.
Hal ini pun kemudian direspon politikus PDI Perjuangan Deddy Sitorus.
Deddy menyebut hal itu adalah ide yang cukup gila.
“Kalau menurut saya sih itu ide yang cukup gila ya, bukan out of the box, tapi gila. Gilanya karena begini, Ibu Mega sudah mendedikasikan sebagai Ibu seorang anak-anak ideologis yang kemudian mampu bertarung di kancah jabatan-jabatan publik,” kata Deddy, Senin (16/1/2022).
Deddy menyampaikan itu dalam diskusi Adu Perspektif kolaborasi detikcom dengan Total Politik bertema ‘Koalisi Partai: Makin Erat atau bubar’.
Megawati Soekarno Putri Seorang Guru Bangsa
Deddy kemudian menyinggung soal Megawati telah memilih untuk menjadi seorang guru bangsa. Megawati, kata dia, ingin pemikirannya memberikan makna dan masukan untuk bangsa.
“Yang kedua Ibu sudah memilih untuk menjadi seorang, kita sebutlah seorang guru bangsa. Pemikiran beliau bagaimana selama beliau masih hidup itu bisa memberikan arah atau masukan bagi bangsa agar tetap kuat.” tutur Deddy.
Menurut Deddy, Megawati sangat ingin mundur dari dunia politik. Sebab, dia ingin menikmati masa tua dengan lebih baik.
“Belum lagi dari sisi umur sebenarnya Ibu Mega itu sangat ingin untuk mundur dari dunia politik. Hal itu supaya bisa berkonsentrasi menikmati masa tua dengan lebih baik. Tetapi kan memang partai masih membutuhkan ibu Mega. Kami juga melihat di dalam di PDI Perjuangan kita tetap membutuhkan Ibu Mega selama beliau masih sehat dan ini kita harapkan.” katanya.
Lebih lanjut, Deddy menyebut Jokowi juga tidak mungkin untuk menjadi pendamping Megawati untuk maju Pilpres. Dia menyebut pergantian kepemimpinan harus dilakukan.
“Yang kedua kita ingin bilang, apalagi Pak Jokowi kan, Pak Jokowi kan baru selesai. Ini kan lagi kita terjebak mendegradasi proses rekrutmen pergantian kepemimpinan nasional secara teratur. Kalau sampai itu terjadi berarti bangsa ini stag tidak bisa memilih calon-calon pemimpin yang lebih baik untuk waktu yang akan mendatang. karena setiap masa ada orang, setiap orang ada masanya.” jelasnya.
Oleh karena itu, Deddy menyebut masa Megawati untuk menjadi Presiden RI sudah selesai. Begitu juga dengan Jokowi untuk menjadi cawapres.
“Masa Ibu Mega untuk menjadi presiden republik itu sudah dikatakan selesai dan Pak Jokowi sudah memilih setelah selesai nyaman di kota kelahirannya. Jadi saya kira itu tidak bisa kita lupakan,” kata Deddy.
“Mari kita fokus pada kontestasi dan siapapun yang menang pada 2024 adalah mereka punya komitmen kebangsaan yang kuat. Mereka punya komitmen terhadap kebhinekaan, pluralisme dan kemajuan di Indonesia.” ungkap Deddy. ***