JAYAPURA, RATIMNEWS – Mgr. Yanuarius Theofilus Matopai You, mengajak umat Katolik, para Pastor Paroki, dan penanggung jawab kuasi paroki di wilayah Keuskupan Jayapura untuk memberikan uluran tangan kepada warga yang mengungsi di Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan. Pengungsian ini terjadi akibat penyisiran aparat keamanan di wilayah tersebut.
Menurut Uskup Yanuarius, konflik yang terjadi di Oksibil pada awal Desember 2024 menyebabkan banyak masyarakat melarikan diri ke hutan untuk mencari perlindungan.
Kondisi ini menimbulkan berbagai tekanan psikis serta kesulitan akses makanan bagi para pengungsi.
“Sebagai pengungsi, mereka menghadapi tekanan mental dan kekurangan pangan. Jika situasi ini terus berlanjut, dikhawatirkan akan terjadi kelaparan dan wabah penyakit, terutama yang menyerang anak balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan lansia.” kata Uskup Yanuarius dalam surat permohonannya yang diterima oleh Jubi di Jayapura, Sabtu (14/12/2024).
Uskup menegaskan pentingnya solidaritas untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi.
“Saya mengajak para pastor dan umat untuk berbela rasa dengan mereka yang menderita di depan mata kita. Bantulah mereka dengan memberikan sumbangan,” ujarnya.
Untuk Paroki Kota seperti Katedral, APO, Argapura, Kotaraja, Abepura, Waena, dan Sentani, Uskup mengimbau umat untuk menyumbangkan bahan makanan.
Sebut saja seperti beras, susu, mie instan, minyak goreng, dan telur ayam, serta uang secara sukarela.
Sementara itu, paroki-paroki di luar Paroki Kota diharapkan memberikan bantuan uang sesuai kemampuan masing-masing.
Bantuan tersebut dapat disalurkan melalui rekening Bank Mandiri atas nama Keuskupan Jayapura dengan nomor rekening 154-00-1347968-2.
Selain itu, Mahasiswa Pegunungan Bintang yang berada di Jayapura turut mengambil langkah nyata dengan membuka posko pengungsian di Asrama Putra Pegunungan Bintang, Waena.
Ketua Senioritas Mahasiswa Pegunungan Bintang, Binius Kakyarmabin, mengajak semua pihak, baik masyarakat Papua maupun non-Papua, untuk membantu para pengungsi.
“Kami siap menerima semua bantuan kemanusiaan untuk orang tua dan adik-adik kami yang mengungsi di hutan. Kebutuhan mendesak saat ini adalah bahan makanan. Kami berharap semua orang peduli untuk membantu, karena duka mereka adalah duka kita bersama.” kata Binius.
Bantuan dari berbagai pihak diharapkan dapat meringankan penderitaan para pengungsi dan membantu mereka bertahan hidup di tengah kondisi sulit. ***