JAKARTA, RATIMNEWS.COM – Gunung Semeru kembali mengalami erupsi sebanyak dua kali pagi ini. Warga di sekitar Gunung Semeru diminta menjauhi radius 13 km dari puncak.
Adapun erupsi terjadi setinggi 800 meter dari puncak atau ± 4.476 meter di atas permukaan laut. Erupsi terjadi pada Senin (25/5/2024) pagi.
“Gunung meru pada hari Senin, 20 Mei 2024, pukul 06:11 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 800 meter,” kata petugas PVMBG, Sigit Rian Alfian dilansir detikJatim, Senin (25/5).
Dia mengaku selain erupsi pertama kali pukul 06.11 WIB, erupsi kedua terjadi pukul 07.49 WIB.
“Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat laut,” tambahnya.
Dia mengimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan.
“Sebab berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak,” tambahnya.
Gunung Semeru adalah Gunung Berapi di Jawa Timur
Adapun, Gunung Semeru atau Gunung Meru adalah sebuah gunung berapi kerucut di Jawa Timur, Indonesia.
Gunung ini merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl).
Diketahui,Gunung ini terbentuk akibat subduksi Lempeng Indo-Australia kebawah Lempeng Eurasia.
Gunung ini juga merupakan gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia setelah Gunung Kerinci di Sumatra dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat.
Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko.
Secara administratif termasuk dalam wilayah dua kabupaten, yakni Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur.
Gunung ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Semeru mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Posisi geografis Semeru terletak antara 8°06′ LS dan 112°55′ BT.
Pada tahun 1913 dan 1946 Kawah Jonggring Saloka memiliki kubah dengan ketinggian 3.744,8 m hingga akhir November 1973.
Di sebelah selatan, kubah ini mendobrak tepi kawah menyebabkan aliran lava mengarah ke sisi selatan meliputi daerah Pronojiwo dan Candipuro di Lumajang.***