Sikap Politik PSI : Dulu Dukung Ganjar, Kini Merapat ke Prabowo

by -260 Views
Prabowo bertemu kader PSI (Foto: Agung Pambudhy/detikcom)


JAKARTA, RATIMNEWS.COM
– Setelah perjumpaan pada Rabu (2/8) kemarin, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) makin mesra dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Mengapa tiba-tiba PSI kini malah merapat ke Prabowo padahal sebelumnya mendukung penuh Ganjar Pranowo? Apa sebabnya hingga terjadi perubahan sikap politik PSI tersebut?

Direktur Eksekutif IndoStrategic Ahmad Khoirul Umam menilai ada dua faktor yang menyebabkan berubahnya arah dukungan PSI dari Ganjar ke Prabowo. Dia melihat PSI dekat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).  Hal lainnya soal putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep, yang didukung PSI untuk maju ke Pilwalkot Depok.

“Mencermati kedekatan Jokowi dengan PSI, yang salah satunya diindikasikan oleh keberadaan Kaesang dalam mesin politik PSI. Untuk itu maka beloknya arah dukungan PSI ini tidak lepas dari petunjuk politik Jokowi.” ujar Umam kepada wartawan, Kamis (3/8/2023).

Sikap Politik PSI atas Pengetahuan dan Restu Jokowi?



“Sikap dan keputusan politik PSI yang semula mendukung Ganjar dan kini cenderung mendukung Prabowo, besar kemungkinan atas sepengetahuan dan restu politik Jokowi.” lanjutnya.

Umam berpendapat sikap PSI ini mempertegas bahwa sel-sel politik di lingkaran Jokowi semakin solid berkumpul ke kubu Prabowo.

“Konsolidasi sel-sel pendukung Jokowi kini di kubu Prabowo. Ini semakin menunjukkan perlawanan terbuka Jokowi pada mesin politik pencapresan Ganjar yang diusung PDIP.” lanjut Umam.

Kemungkinan kedua, perubahan sikap PSI ini sebagai reaksi terhadap PDIP. Meski masuk dalam jajaran koalisi pendukung Ganjar, namun PSI kerap merasa ‘tidak dianggap’ oleh PDIP, partai yang menaungi Ganjar Pranowo.

“PSI merasa ‘tidak dianggap’ oleh PDIP. Nama PSI tidak pernah disebut sebagai bagian dari partai-partai pendukung Ganjar. Di sisi lain, PSI juga sering dinilai ‘lancang’ oleh PDIP karena manuver politiknya dianggap mendikte keputusan politik PDIP dalam pencapresan Ganjar.” ucap Umam.

Selain itu, dalam konteks pemilih, Umam menyebut ada tumpang tindih antara segmen pemilih PDIP dengan PSI. Sehingga jika PSI dan PDIP berada di gerbong koalisi yang sama, bisa memicu perebutan pemilih.

“Sejumlah politisi PDIP mengeluhkan keberadaan PSI menggerus basis pemilih PDIP.” tambahnya.