PAUS FRANSISKUS BICARA SOAL POLARISASI KEHIDUPAN POLITIK

by -354 Views
Paus Fransiskus dan staf Majalah Amerika di Casa Santa Marta

RATIMNEWS.COM– ‘Majalah Amerika’ Katolik AS menerbitkan wawancara luas dengan Paus Fransiskus padaSenin (28/11). Hal itu menandai pertama kalinya Paus setuju untuk wawancara dengan editor sebuah jurnal Amerika.

Paus Fransiskus menjawab berbagai pertanyaan. Semuanya menyangkut topik mengenai AS, masalah Gereja, masalah sosial, perang di Ukraina, hubungan Vatikan dengan China, dan kepausannya .

Wawancara diadakan pada 22 November 2022 di kediamannya di Vatikan di Santa Marta. Wawancara dilakukan dalam bahasa Spanyol oleh lima perwakilan majalah Jesuit Amerika. Termasuk pemimpin redaksinya yang akan keluar, Pater Matt Malone SJ, dan Pater Sam Sawyer SJ, pemimpin redaksi yang masuk.

Pertanyaan berkisar dari polarisasi dalam Gereja AS, rasisme, ajaran Gereja tentang penahbisan wanita, sikap Paus terhadap masalah sosial, perang di Ukraina, hubungan Vatikan dengan China, dan kepausannya.

Saya bahagia karena saya merasakan Tuhan di sisi saya

Pater Malone memulai wawancara tersebut dengan bertanya kepada Paus Fransiskus apa yang membuatnya begitu damai dan bahagia dalam pelayanannya.

Paus menjawab bahwa berada bersama orang-orang selalu memberinya kegembiraan yang besar. Dan yang membuat Ia merasa bahagia adalah memiliki kepastian bahwa “Tuhan ada di sisinya”.

“Sepanjang hidup saya – katanya – Dia selalu membimbing saya di jalan-Nya. Terkadang di saat-saat sulit, tetapi selalu ada jaminan bahwa seseorang tidak berjalan sendirian”.

Polarisasi bukanlah Katolik

Paus Fransiskus kemudian diminta oleh Pater Sawyer tentang meningkatnya polarisasi kehidupan politik di Amerika Serikat dan bahkan dalam Gereja Katolik AS sendiri.

Bapa Suci memperingatkan bahaya keberpihakan ideologis dalam masyarakat, tetapi terutama di dalam Gereja, mencatat bahwa masyarakat AS juga memiliki beberapa “kelompok Katolik ideologis”. “Polarisasi bukanlah Katolik”, tegasnya.

“Seorang Katolik tidak dapat berpikir baik-atau dan mereduksi segalanya menjadi polarisasi. Esensi Katolik adalah keduanya”. Dia ingat bahwa Yesus melampaui perpecahan di antara orang Yahudi pada waktu itu antara orang Farisi, Saduki, Eseni, dan Zelot mengusulkan Ucapan Bahagia, “yang juga merupakan sesuatu yang berbeda”.“Semakin banyak polarisasi, semakin banyak orang kehilangan semangat Katolik dan jatuh ke dalam semangat sektarian.”***

Vatican News/Frans de Sales, SCJ

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *