Kardinal Suharyo Pimpin Perayaan Syukur Ekaristi HUT Ke-7 Vox Point Indonesia

by -292 Views

JAKARTA,RATIMNEWS.COMKardinal Suharyo Pimpin Perayaan Syukur Ekaristi HUT Ke-7 Vox Point Indonesia.

Vox Populi Institute Indonesia (Vox Point Indonesia) merayakan hari jadinya yang ke-7 tahun.

Syukuran Perayaan Ekaristi Kudus di selenggarakan PGAK Pusat Pastoral Samadi Jakarta, Sabtu (18/3).

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa perayaan ekaristi yang diikuti para pengurus dan anggota Vox Point Indonesia ini dipersembahkan oleh Kardinal Suharyo.

Perayana tersebut dirayakan secara konseleberasi dengan Selebran Utama Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo. kardinal Suharyo didampingi dua selebran Pastor Rofinus Neto Wuli, Pr dan Pastor Yustinus Ardianto, Pr.

Kardinal Suharyo mengucapkan selamat ulang tahun ke 7 kepada keluarga besar Voxian di mana pun berada.

Suharyo juga  mengucapkan proficiat atas hasil-hasil yang telah dicapai. Semoga menjadi lembaga yang semakin hari semakin menjadi suara hati di tengah-tengah bangsa dan negara kita.

“Terima kasih atas kehadiran keluarga besar Voxian di tengah-tengah Gereja Katolik di Indonesia,” kata Kardinal Suharyo dalam keterangannya yang diterima, Sabtu.

Kardinal Suharyo Mengajak Smeua untuk Bertumbuh dalam Iman 

Mengutip bacaan Injil Yohanes 9:1-41, Kardinal Suharyo mengatakan bahwa bacaan injil tersebut mengajak semua untuk terus bertumbuh dalam iman akan Yesus.

Pertumbuhan iman itu sangat dinamis seperti yang dialami seorang buta dan disembuhkan oleh Yesus.

“Para Voxian mesti mempribadikan kata-kata Rasul Paulus bahwa para Voxian dimanapun, siapapun, dalam peran apapun harus menjadi terang. Sesuai dengan misi Vox Point Indonesia untuk memperjuangkan Nilai Kebenaran, Keadilan dan Perdamaian yang berpedoman pada Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika,” kataSuharyo.

Senada dengan Uskup Kardinal Suharyo, Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budhisedjati, SH berharap agar Vox Point tetap terus berkarya.

Lanjut Handojo Kita harus  tetap obyektif mengawal empat konsesus dasar negeri kita yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

“Kita jaga terus kebhinnekaan kita dan keberagaaman, kita harus terus menjadi satu bangsa yang bersatu, berdaulat, menuju adil dan makmur,” tegas Yohanes Handojo.

Untuk itu Handojo mengatakan bahwa dalam Pemilu nanti, kita harus dapat memilih pemimpin yang terbaik. Pemimpin yang bisa membawa bangsa kita semakin jaya dan makin besar.

Kardinal Suharyo juga menyoroti tentang kata-kata yang baru yang beredar di media massa atau media sosial dan telah berubah makna.

Contohnya, seperti kata bohir yang arti sesungguhnya adalah orang yang membangun.

Namun demikian, kini arti bohir menurut bahasa nota pastoral KWI Bohir merupakan perselingkuhan antara negara dan bisnis.

Hal di mana bisnisnya bohir, yang nanti dibohirin menjadi penguasa sehingga yang dibohirin mempunyai hutang budi kepada yang membohirin.

Kardinal juga menyoroti tentang perubahan makna seperti Cukong yang merupakan manipulasi di bidang-bidang ekonomi.

Dan juga munculnya kata mafia yang merupakan lawan dari gotong-royong.

Makna mafia adalah perselingkuhan dari segala unsur di mana tujuannya untuk mencapai kesejahteraan mafia itu.

“Oleh sebab itu jangan heran jika ada mafia peradilan, mafia daging sapi. Kalau arti saja berubah apalagi tata kelola, tata kehidupan bersama di negeri ini. Untuk itu Vox Point harus hadir untuk memperjuangkan Kebenaran, Keadilan dan Perdamaian,” harap Uskup Agung Jakarta.